bird

animasi blog

bird 2

animasi blog

Jumat, 18 Februari 2011

Tuhan ... Maaf saya menyampah (lagi)!

Manusia merupakan mahluk paling sempurna dibandingkan dengan mahluk-mahluk lain ciptaan Tuhan YME. Mempunyai hati, akal, pikiran, insting/perasaan. Tapi manusia tidak se-mulia para Nabi, Malaikat dan Rasul-Nya yang mempunyai kelebihan selayaknya Nabi, Malaikat dan Rasul yang telah Allah S.W.T ciptakan.
Kita adalah keturunan dari Adam dan Hawa. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Laki-laki dan perempuan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Paras elok atau tidak, kaya dan miskin, putih atau hitam, rambut ikal, lurus. Allah tidak pernah menilai seseorang dari pisiknya semata atau dari materinya, melainkan dari keimanan dan ketakwaan mereka terhadapNya. Percuma mempunyai segala macam kelebihan tapi tidak beriman.
Cara pandang manusia sebagai umatNya tentu berbeda dengan cara pandang Sang Pencipta alam semesta. Manusia hanya berfikir dengan egonya masing-masing, bukan tidak mungkin kebanyakan dari kita menilai seseorang berdasarkan dari luarnya saja. Ada orang kaya raya tidak mau bergaul dengan mereka yang kastanya lebih rendah dari mereka. Ada juga orang-orang yang berparas elok tidak mau berteman dengan mereka yang pada kenyataannya tidak berparas elok. Ada orang yang mempunyai otak yang encer dan berpredikat pintar atau cerdas tidak ingin membagi ilmunya dengan mereka yang kemampuan berfikirnya jauh dibandingkan mereka. Atau ada juga mereka yang memandang rendah mereka yang cacat. Astagifirullah betapa sombong dan angkuhnya manusia seperti itu. Tidakkah kita pernah berfikir bahwa roda kehidupan itu berputar layaknya sebuah roda kendaraan yang berputar mengelilingi porosnya. Kita hanya hidup sementara di dunia ini, lalu setelah itu akan ada kehidupan lain yang kita sendiri tidak akan pernah tahu akan seperti apa.
Manusia terlahir dengan akal dan perasaan. Terkadang kita masih saja bilang “manusiawi jika manusia tidak pernah merasa puas”. Sebenarnya kalau menurut saya pribadi kata-kata seperti itu lebih kepada pembelaan diri sendiri yang melambangkan keegoisan.
Hmm…tulisan ini sebetulnya saya buat untuk menampar diri saya sendiri. Karena selama ini saya masih jauh dari “sempurna”. Saya masih tanpa sengaja mungkin melukai hati orang lain. Saya masih sering mengeluh dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah saya dapat. Ya Allah ya Rabb ampuni hambaMu ini.
Ketika saya sedang berada di titik alam sadar, saya merenungkan apa yang sudah saya perbuat selama ini. Menyesali setiap kekeliruan yang saya lakukan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain disekitar saya. Kenapa saya harus cepat marah/emosi ketika menghadapi sebuah permasalahan. Kenapa saya harus selalu mengeluh ketika apa yang saya peroleh tidak sesuai dengan harapan saya. Kenapa saya harus menangis ketika apa yang menjadi kebahagiaan saya terenggut dari sisi kita. Kenapa saya harus bertindak anarkis ketika ada sesuatu yang menghalangi jalan kita. Kenapa? Kenapa? Kenapa?.
Kemarin lusa saya mengeluh ketika daerah tempat saya tinggal mendapat giliran pemadaman listrik. Saya mengeluh tentang gaji/penghasilan yang saya peroleh dari pekerjaan saya saat ini. Saya mengeluh ketika rekan-rekan kerja yang lain ternyata tidak berjalan pada rules yang telah ditentukan. Saya mengeluh ketika rekan kerja saya melakukan sebuah kesalahan/kecerobohan yang pada akhirnya akan membuat saya di tegur oleh tim akunting. Saya pernah mengeluh tentang jam kerja.
Saya menangis ketika orang yang sudah saya anggap sebagai adik sendiri meninggal dalam kecelakaan. Saya menangis ketika saya menyadari kondisi saya saat ini tidak “sesempurna” dulu sebelum mengalami kecelakaan. Saya pun menangis manakala saya mengetahui pasangan saya lebih memilih perempuan lain setelah saya mengalami kecelakaan. Saya bisa menangis karena merasa belum bisa membahagiakan orangtua. Saya pun menangis karena sampai detik ini saya belum juga menikah.
Ya Allah sungguh banyak sekali dosa-dosa hamba. Jika harus digambarkan mungkin tidak akan cukup hanya dengan kertas gambar ukuran A3. Lebih tinggi dari gunung tertinggi di dunia. Saya selalu saja menyampah kepadaMu Ya Rabb. Sementara saya pun tahu ibadah saya belumlah pol. Masih suka bolong-bolong. Belum semua perintahMu saya laksanakan Ya Rabb. Saya yakin kasihNya teramat besar bagi umatNya yang mau bersungguh-sungguh bertobat kepadaNya. Dia senantiasa selalu merangkul semua umatNya tanpa pandang kasta, materi, pisik. Semuanya dimata Allah S.W.T sama, asalkan mereka mau beriman. Jadikan hamba seseorang yang lebih mensyukuri nikmatMu Ya Rabb. Dan semoga tulisan ini menjadi pemicu kita untuk melangkah lebih baik lagi dan mensyukuri segala karuniaNya. Amin.

*soundtrack lagu “Jangan Menyerah” by D’massive.

Tidak ada komentar: