bird

animasi blog

bird 2

animasi blog

Jumat, 29 Januari 2016

Dear Ayah

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dear Ayah terhebatku,

Terimakasih Ayah untuk semua kasih sayang, perjuangan dan pengorbananmu yang tak terhingga untuk anak-anakmu. Peluhmu menjadi saksi bisu betapa kuatnya kau berjuang demi perut anak-anakmu yang kelaparan, demi pendidikan anak-anakmu yang kau harapkan bisa melebihi bangku sekolah yang pernah kau anyam dimasa muda, dan demi anak-anakmu yang kadang tak cukup pandai menyeka setiap tetesan keringatmu.

Bagiku, Ayah adalah pahlawan. Lebih dari Spiderman, Superman, Batman, Zoro, bahkan Ironman sekalipun. Ayah adalah panutanku untuk mencari calon suami dan Ayah dari anak-anakku kelak. Dari Ayah aku tahu bagaimana sulitnya membesarkan kami yang tidak selalu menuruti keinginanmu--padahal kami tahu keinginan Ayah tidaklah susah; Ayah hanya ingin kami menjadi anak-anak terbaik yang kau besarkan bersama Ibu. Ayah adalah Ayah terhebat yang aku miliki, sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu Ayah; tidak sekalipun Ayah dari cucu-cucumu esok. Ayah memiliki hati seluas samudera. Sungguh mulia hatimu Ayah. Engkau abaikan rasa laparmu ketika kau tahu anak-anakmu belum makan. Engkau abaikan rasa dinginmu ketika anak-anakmu tak berselimut. Engkau abaikan rasa lelahmu ketika anak-anakmu butuh pelukan dan kasih sayang dari seorang bapak. Engkau biarkan hujan dan panas menerpa tubuhmu yang menua. Engkau biarkan kepala menjadi kaki, dan kaki menjadi kepala. Semuanya kau lakukan dengan ikhlas demi anak-anakmu.

Ayah, aku masih ingat bagaimana kau berusaha menyadarkanku dari pria yang melukai hati anakmu ini. Kau bilang "cinta hanya kembangnya dunia, masih banyak laki-laki lain diluar sana yang lebih baik dari dia". Tapi aku yang sedang patah hati saat itu tak memperdulikan nasihatmu. Yang aku tahu hanya menangis, menangis dan menangis. Dan yang aku harapkan saat itu cuma satu; pria yang kiranya akan menjadi calon ayah dari cucu-cucu Ayah, -bisa kembali lagi padaku dan mencintaiku lagi seperti sebelumnya. Ah Ayah betapa bodohnya pemikiranku saat itu, maaf aku telah melukai hatimu; tak mendengarkanmu. Maaf aku telah mengecewakanmu sedalam itu, meski aku tahu tak pernah sedikitpun kau mengatakannya. Maafkan aku Ayah.
Ayah, aku tahu kau menangis pada saat aku mengalami kecelakaan hebat 8 tahun lalu. Ya aku lihat saat itu matamu berkaca-kaca, --ah tidak, jelas kulihat kau menangis sembari memelukku ketika mobil Ambulance yang membawaku tiba di Rumah Sakit. Maafkan aku Ayah, aku sudah membuatmu menangis, padahal aku tahu saat kakek dan nenek kami meninggalpun kau tak menangis. Seandainya aku bisa memutar waktu, aku akan menggunakan kedua tanganku untuk menadahi tetesan air matamu. 

Ayah, aku tahu kau lelah menanggung semua beban hidupmu. Aku tahu kau lelah menghadapi kami yang tidak jua dewasa. Aku minta maaf padamu untuk semua kesalahan yang pernah aku perbuat. Aku tahu salahku sudah terlalu banyak untukmu Ayah, bahkan rasanya aku malu untuk memohon ampun dan bersimpuh dikakimu. Tapi aku yakin kau sudi untuk memaafkan kesalahan anakmu ini. 

Untukmu Ayah terhebatku, semoga Allah SWT selalu melindungimu hingga kelak masa itu tiba, masa dimana semua umatNya akan kembali kepada-Nya. Entah aku, Ayah, Ibu, atau adik-adikku yang akan pergi lebih dulu menghadap-Nya, aku hanya berdo'a semoga kelak di Jannah-Nya kita bisa kembali berkumpul. Amin Allahumma Amin. 

Untukmu Ayah terhebatku, I will always love you!


Salam sayang,

Putrimu 

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar: