bird

animasi blog

bird 2

animasi blog

Kamis, 24 Februari 2011

am i a loser?

Tadi malam saya sempat online sebentar dan saya lihat seorang teman meng-update statusnya di jejaring sosial pesbuk, sebuah kalimat kutipan  "You were born to win, but to be a winner, you must plan to win, prepare to win, and expect to win". Dan pada waktu yang bersamaan juga saya baru saja menulis sebuah judul “am I a loser?” untuk dijadikan sebuah catatan baru di blog saya. Kalimat  yang bertolak belakang dengan kalimat sebelumnya.

Loser atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan kata pecundang, diibaratkan seseorang yang kalah sebelum berperang. Coba kalian bayangkan, seandainya saja di dunia ini di dominasi oleh orang-orang pecundang. Apa kata dunia?. So, am I a loser? Mari ikuti perjalanan seseorang yang masih bertanya apakah dirinya pantas disebut sebagai seorang pecundang?. Dialah saya.

Seringkali saya menyampah untuk hal yang mungkin sepele. Seringkali saya menjadi down/pesimis tiba-tiba. Am I a loser?.

Ketika cinta yang saya jaga selama kurang lebih empat tahun ini terbang tertiup angin dan berhenti disebuah sudut baru di sebrang jalan sana, am I a loser?.

Ketika saya berdiri cukup lama di persimpangan jalan hanya menunggu dirinya untuk memapah saya ketempat semula – dengan ekspresi seorang pengemis yang kelelahan belum makan beberapa hari, apakah saya bisa disebut loser?.

Ketika perempuan itu mengatai saya “loser, laknat, p****k, cacat, nggak tahu malu dll”, apakah saya pecundang karena tidak menanggapi hinaannya?.

Salahkah saya ketika saya memutuskan “then I give up!” atas hubungan itu dan melanjutkan hidup dengan nafas terengah-engah, apakah itu artinya am I a loser?.

Ketika Dokter mengatakan “Dini kaki kamu nggak akan bisa kembali normal seperti sediakala, karena seperti yang sudah pernah saya bilang; ada beberapa bagian yang patahnya menjadi serpihan-serpihan kecil”, lalu air muka saya berubah sendu dan diam-diam di dalam kamar saya menangis!. Apakah saya seorang yang loser?.

Inilah catatan saya mengenai seorang pecundang. So, kesimpulannya, apakah saya seorang pecundang?. Pecundang atau bukan yang jelas saya berusaha menjalani sisa kehidupan ini di sisa hidup saya dengan sesuatu yang berharga. Kalaupun keadaan yang memaksa saya untuk mengalah, mungkin itu akan saya lakukan. Selama hal itu menjadi kebaikan. Biarkan mereka bilang dengan tegas “Hey you are no more than a loser!”, saya tidak akan memperdulikannya, karena saya tahu mereka juga seorang pecundang!. Mereka mempercundangi dirinya sendiri supaya tidak terlihat macam pecundang di depan orang lain. 

Kalau boleh meminjam sebentar kutipan di awal paragraph tadi dan membelokkannya menjadi “I was born to be a loser, true loser. And If there’s a chance should I to change it to be how to be a winner? Can i?. Damn, yes I’m a loser. So what you gonna do?!”. %#*&*%$#
"loser!"

Tidak ada komentar: