bird

animasi blog

bird 2

animasi blog

Minggu, 27 Februari 2011

Purwadadi oh Purwadadi

Purwadadi oh Purwadadi riwayatmu kini ....

Sebenarnya sudah sejak lama sekali saya ingin bikin tulisan mengenai Kecamatan dimana saya tinggal - Purwadadi. Tapi karena keterbatasan baru kali ini saya coba posting. 

Saya sempat bingung, karena saya belum punya bukti sejarah asal usul Kecamatan Purwadadi - Subang. Niatnya sih, wanna make it simple - search all about Purwadadi di bukunya Om Google. But i've got nothing. When i search that with key word "purwadadi", there's no one told about history of Purwadadi. So i don't know how do i start to write it. Maybe this noon i'll ask to my grandmother and grandfather. Sementara inilah yang bisa saya posting.

Sebagai informasi, sekarang Purwadadi sudah merupakan kawasan industri, mengikuti jejak Cikarang. Kini sudah banyak berdiri pabrik-pabrik di sepanjang jalan Wanakerta - Ciela. PT. Handsome, PT. Hyun - Hansoll, PT. Dongan dan lain-lain. Secara tidak langsung dengan adanya pabrik-pabrik tersebut membuka lowongan pekerjaan untuk warga yang berada di sekitar kawasan pabrik. Itu salah satu dampak positifnya. Namun di sisi lain juga kahadirannya berdampak negatif, contohnya Purwadadi menjadi semakin gersang setelah adanya pembangunan pabrik. Limbah industri pun tidak bisa dihindari adanya. 

Yang akan saya bahas adalah mengenai jalanan yang rusak. Sangat disayangkan, kenapa jalan di Purwadadi (sukamandi - ciela) rusak parah?. Coba tengok di depan Kantor Desa Purwadadi Barat, depan Pos Giro,  jalan Hegarmanah dan seterusnya. Bahkan pernah di Hegarmanah di tengah kubangannya di pasang/tanam pohon pisang. Itu merupakan protes dari masyarakat sekitar yang sudah terlanjur kesal dan kecewa terhadap pemerintahan Pak Eep. Banyak jalan yang berlubang cukup dalam di kanan kiri tengah jalan. Kalau hujan jalanan berkubang tersebut tertutup air, sehingga menyebabkan pengendara terkecoh. Tak jarang hal itu menyebabkan terjadinya kecelakaan. Terus terang sebagai bagian dari pengguna jalan, saya merasa dirugikan, karena hampir beberapa kali saya terjebak kedalam kubangan tersebut. Untung saja saya berada dalam kecepatan sedang. Jalan-jalan yang rusak tersebut membuat kami para pengguna jalan tidak ada pilihan lain untuk memilih jalan yang bagus, karena kerusakaannya rata, tidak hanya di kiri, kanan atau tengah jalan saya - tapi semuanya. 

Hegarmanah
Tidakkah pemerintah Kabupaten Subang sedikit saja peduli terhadap kondisi jalanan di wilayah kami khususnya?. Padahal kalau mau di sangkutpautkan, Ibu Nina (istri Bupati Eep Hidayat) lahir di Kecamatan Purwadadi. Seharusnya Beliau (baca: Bupati) malu melihat kondisi jalanan tanah kelahiran istrinya rusak parah. 

Jujur saja saya pribadi menjadi semakin tidak respek dengan para pejabat yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Kesan yang saya tangkap seolah-olah para petinggi tersebut hanya ingin memanjakan masyarakat hanya untuk keperluan kampanyenya saja, selebihnya mereka lepas tangan. Pura-pura tidak melihat atau memang benar-benar tidak peka mata dan hatinya. Padahal dulu, setiap anggota dewan yang mencalonkan dirinya menjadi pejabat pemerintah, berkoar-koar berjanji akan memperhatikan masyarakat. Tapi kenyataannya, NOL. 

Yang jadi pertanyaan saya dikemanakan uang anggaran pembangunan daerah yang setahu saya jumlahnya sangat fantastis tersebut dibelanjakan?. 

Menurut pemikiran saya, orang awam - seharusnya dengan banyak dibangunnya pabrik-pabrik menjulang nan luas di sepanjang wilayah Purwadadi bisa sedikit membantu memperbaiki kondisi jalanan yang rusak. Seperti yang kita tahu Purwadadi menjadi jalan alternatif ketika musim mudik tiba. Bukannya pabrik-pabrik tersebut juga berkewajiban membayar pajak?.

Entahlah, mudah-mudahan tulisan ini bisa sedikit mengetuk hati beliau-beliau yang duduk dibangku rakyat. Bisa benar-benar mengayomi masyarakat dan mensejahterakannya. Kalau perkembangan wilayahnya merata kan nama mereka juga yang diangkat. 

-Peace-

Tidak ada komentar: