Tiba-tiba saya teringat salah satu sahabat saya. Uki. Teman saya waktu kerja di Bandung, PT. TCI. Anaknya jayus, garing, so cool, so imut, tapi basicly dia baik kok. Udah lama rasanya nggak komunikasi sama dia semenjak dia cerita kalau dia punya pacar baru. Kangen juga "heureuy" sama dia.
Kami punya panggilan masing-masing. Saya manggil dia Uki - Anyun - Onyon - Nyon-nyon. And he's called me Dini - Anyun - Nyun. Kami berteman udah lumayan lama, hmm dari tahun 2006 kalau nggak salah. Pertemanan kami unik. Dulu pacar saya pernah cemburu sama dia gara-gara kedekatan saya sama dia. padahal sudah jelas-jelas wajib digaris bawahi kalau kami (saya dan uki) hanya berteman dan tidak mungkin akan ada cerita lebih dari itu. Itu komitmen kami. Kami tulus saling mengasihi sebagai seorang sahabat. Tidak ada rasanya cinta dihati kami untuk mengasihi sebagai pacar. Kami memang benar-benar bersahabat. Tapi sayang pada saat itu pacar saya tidak percaya. Padahal kalau saya mau memperpanjang masalah itu, saya bisa saja berkelit, toh pada kenyataannya dia yang berselingkuh bukan saya. Itu sudah jauh lebih dari bukti. Mungkin benar kata orang, orang yang selingkuh terkadang tidak ingin diketahui oleh orang lain kalau dirinya berselingkuh. Dia selalu berusaha mencari pembuktian kalau dia tidak berselingkuh, salah satu caranya dengan menuduh pasangannya berselingkuh atau punya gelagat untuk berselingkuh. Wallahualam ...
Singkat cerita mereka bertengkar lewat telpon - persis seperti anak kecil, mereka meributkan saya yang sudah mempunyai takaran masing-masing terhadap diri mereka sendiri. Saya sebagai pacar dari kekasih saya. Dan saya sebagai teman dari sahabat saya tersebut. Dari situ saja saya rasa kondisinya sudah sangat jelas, tapi kenapa mereka masih saya memperdebatkan hal yang tidak penting. Mempertahankan argumen masing-masing tentang bagaimana hubungan saya dengan mereka, dari sudut pandang mereka masing-masing tentunya. Jujur pada saat itu saya memang bingung untuk memilih. Bukan karena saya ada rasa dengan Uki sahabat saya. Tapi lebih kepada arti keduanya untuk saya. Bagi saya mereka tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Mereka sama-sama berharganya. Punya nilai dan history masing-masing. Statusnya saja yang berbeda, antara teman dan pacar.
Ya saya berusaha untuk mengerti kecemburuan dia, walaupun tetap menurut saya kecemburuannya tidak wajar secara pada saat itu dia yang jelas-jelas berpaling dari saya dan mempunyai perempuan lain di dalam kehidupan pribadinya selain saya. Hati kecil saya tidak menerima sikapnya yang seperti itu. Its not fear!. Pacar dan sahabat saya saling berbalas SMS. Pacar saya ngotot menuduh saya dan sahabat saya ada affair Tentu saja sahabat saya tidak terima pacar saya menuduh kami berselingkuh, makanya dia amat sangat berang dan menghardik pacar saya dengan kata "A****G!". Memang kondisinya saat itu sedang labil, dalam artian dia sedang ada masalah dengan pekerjaan dan pacarnya di Bali. Mereka terbentur masalah prinsip hidup yang sudah mereka anut sedari dulu sebelum mereka berpacaran. Selain itu juga saat itu sahabat saya itu sedang sakit, habis kecelakaan & menjalani operasi kecil pada kakinya. Saking kesalnya pacar saya menuduhnya yang macam-macam makanya dia melontarkan kata-kata kotor seperti itu.
Hmm kondisinya semakin memanas. Pacar saya tidak terima dikatai seperti itu, makanya dia marah-marah. Terus dia bilang ke saya "Itu yang namanya sahabat? mengatai pacar kamu sendiri seperti itu?". Well dia menyudutkan saya kembali. I've nothing to do at that time. Pada akhirnya saya menanyakan maksud dari sahabat saya mengatai pacar saya tersebut. Padahal dalam hati saya sudah tahu, sahabat saya sedang labil terus ditambah oleh keanehan pacar saya. Saya masih ingat SMS saya untuk sahabat, "Uki maksudnya apa kamu bilang "A****G?". Pada dasarnya sahabat saya pun nggak terima dengan sikap yang ditunjukan oleh pacar saya, secara dia juga tahu kondisi hubungan saya dan pacar saya tersebut.
Singkatnya semanjak itu hubungan pertemanan saya dengan uki memburuk. Kami lose contact. Berjalan sendiri-sendiri dengan permasalahan sendiri-sendiri. Jujur saya merasa kehilangan dia, karena selama ini dia yang ada dibelakang saya ketika saya terpuruk. Dia yang selalu ada ketika saya need shoulders to cry on. Bahkan parahnya dia ganti no ponsel tanpa konfirmasi ke saya sebagai sahabatnya. Ya secara nggak langsung saya merasa bersalah kepada dia karena dia udah terseret ke dalam peliknya hubungan asmara saya dengan sang pacar. Setelah sekian lama saya akhirnya dapet lagi no ponselnya dari mantan pacarnya yang juga teman saya. Saya coba kontek lagi dia. Berusaha untuk mencairkan suasana kembali, sebisa mungkin. Lambat laun akhirnya kami pun mencair dan menjadi seorang sahabat lagi seutuhnya seperti dulu.
Tapi masalah tidak hanya berhenti sampai disitu. Sekarang keadaannya sudah berubah terbalik. Dulu saya yang bermasalah dengan kecemburuan pacar saya kepada sahabat saya tersebut. Sekarang justru malah pacarnya yang cemburu buta sama saya. Fiuh nasib...nasib....Pacarnya menuduh kami ada affair. Dunia memang berputar ya ternyata. ckckck. Sekarang saya yang berada di posisi sahabat saya pada saat itu. Pernah suatu waktu ketika saya dalam perjalanan pulang dari rumah om dan tante di Karawang. Ada sebuah pesan singkat masuk dari pacar barunya sahabat saya tersebut. Isinya semacam perkenalanlah kalau dirinya pacarnya sahabat saya tersebut. Dia juga menanyakan tentang hubungan kami. Ya intinya dia curigalah sama kami sama seperti yang pacar saya lakukan dulu. Cemburunya pun sudah masuk kategori "cemburu buta". Huh ... cape deh.
Dan sekarang hubungan pertemanan kami pun kembali merenggang. Kami sepakat untuk tidak terlalu sering berkomunikasi, ya tujuannya untuk menghindari salah paham dari pacarnya tersebut. Anggaplah ini sebuah pengorbanan untuk seorang sahabat baik. Karena sejatinya saya tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada hubungan asmara mereka.
Sahabatku, semoga kamu disana baik-baik saja. Dan hubungan percintaan kamu dengan pacar kamu awet & langgeng. Saling mendoakan segala yang terbaik untuk kita semuanya. Amin.
Hmm kondisinya semakin memanas. Pacar saya tidak terima dikatai seperti itu, makanya dia marah-marah. Terus dia bilang ke saya "Itu yang namanya sahabat? mengatai pacar kamu sendiri seperti itu?". Well dia menyudutkan saya kembali. I've nothing to do at that time. Pada akhirnya saya menanyakan maksud dari sahabat saya mengatai pacar saya tersebut. Padahal dalam hati saya sudah tahu, sahabat saya sedang labil terus ditambah oleh keanehan pacar saya. Saya masih ingat SMS saya untuk sahabat, "Uki maksudnya apa kamu bilang "A****G?". Pada dasarnya sahabat saya pun nggak terima dengan sikap yang ditunjukan oleh pacar saya, secara dia juga tahu kondisi hubungan saya dan pacar saya tersebut.
Singkatnya semanjak itu hubungan pertemanan saya dengan uki memburuk. Kami lose contact. Berjalan sendiri-sendiri dengan permasalahan sendiri-sendiri. Jujur saya merasa kehilangan dia, karena selama ini dia yang ada dibelakang saya ketika saya terpuruk. Dia yang selalu ada ketika saya need shoulders to cry on. Bahkan parahnya dia ganti no ponsel tanpa konfirmasi ke saya sebagai sahabatnya. Ya secara nggak langsung saya merasa bersalah kepada dia karena dia udah terseret ke dalam peliknya hubungan asmara saya dengan sang pacar. Setelah sekian lama saya akhirnya dapet lagi no ponselnya dari mantan pacarnya yang juga teman saya. Saya coba kontek lagi dia. Berusaha untuk mencairkan suasana kembali, sebisa mungkin. Lambat laun akhirnya kami pun mencair dan menjadi seorang sahabat lagi seutuhnya seperti dulu.
Tapi masalah tidak hanya berhenti sampai disitu. Sekarang keadaannya sudah berubah terbalik. Dulu saya yang bermasalah dengan kecemburuan pacar saya kepada sahabat saya tersebut. Sekarang justru malah pacarnya yang cemburu buta sama saya. Fiuh nasib...nasib....Pacarnya menuduh kami ada affair. Dunia memang berputar ya ternyata. ckckck. Sekarang saya yang berada di posisi sahabat saya pada saat itu. Pernah suatu waktu ketika saya dalam perjalanan pulang dari rumah om dan tante di Karawang. Ada sebuah pesan singkat masuk dari pacar barunya sahabat saya tersebut. Isinya semacam perkenalanlah kalau dirinya pacarnya sahabat saya tersebut. Dia juga menanyakan tentang hubungan kami. Ya intinya dia curigalah sama kami sama seperti yang pacar saya lakukan dulu. Cemburunya pun sudah masuk kategori "cemburu buta". Huh ... cape deh.
Dan sekarang hubungan pertemanan kami pun kembali merenggang. Kami sepakat untuk tidak terlalu sering berkomunikasi, ya tujuannya untuk menghindari salah paham dari pacarnya tersebut. Anggaplah ini sebuah pengorbanan untuk seorang sahabat baik. Karena sejatinya saya tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada hubungan asmara mereka.
Sahabatku, semoga kamu disana baik-baik saja. Dan hubungan percintaan kamu dengan pacar kamu awet & langgeng. Saling mendoakan segala yang terbaik untuk kita semuanya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar