bird

animasi blog

bird 2

animasi blog

Senin, 23 Juli 2012

Sepenggal kisah Rebellion dari negeri dongeng

Saya hanyalah seorang biasa, katakanlah rakyat jelata. Mungkin yang berbeda adalah saya beruntung bisa bertemu dengan pria keturunan bangsawan tersebut. Bahkan saya tidak pernah membayangkan sedikitpun bisa berpegangan tangan dengannya atau sekedar bersandar dibahunya. 

Namanya Rebbelion. Sosoknya yang hangat, bersahaja dan penyayang membuat saya nyaman berada di dekatnya. Saya sangat menikmati detik demi detik yang kami lewati. Dia memperlakukanku selayaknya seorang putri.

Dua tahun berlalu. Sesuatu menyebabkannya harus pergi dari istananya yang megah; yang menjanjikan segalanya dengan ribuan pelayan yang siap melayani apapun yang diminta olehnya. Wataknya yang keras membuatnya mengambil keputusan itu. Dia merasa tidak bisa menerima setiap perlakuan yang menurutnya tidak bisa diterima akal, hati dan pikirannya. Dan pada akhirnya dia menjadi pemberontak di istananya sendiri. Bukankah hidup itu sebuah pilihan?.

"Saya akan selalu berada disampingmu" bisik saya saat itu. 
"Saya tidak ingin kamu ikut mati. Kalau kamu mau pergi silahkan, perbekalan dan kuda sudah saya siapkan. Saya akan menjemputmu kelak ditempat persembunyianmu. Sungguh saya mencintaimu. Karena itu saya tidak ingin kamu mati sia-sia dan melihatmu berdarah-darah disini bersamaku". ujarnya sambil membelai rambutku

Tekad saya sudah bulat dan tetap pada pendirian. Saya akan tetap menemaninya sampai titik darah pernghabisan. Mungkin jalan yang akan kami hadapi tidaklah semudah yang saya bayangkan. Akan ada jatuh bangun, menangis darah, atau kejadian buruk lainnya yang bahkan mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kami. Tapi rasanya selama kami bisa solid, kami akan bisa melewati itu semua dengan indah. Karena kami adalah jiwa-jiwa Rebel yang ingin memperjuangkan apa yang menjadi mimpi kami, walaupun masing-masing diantara kami mempunyai cara yang berbeda untuk mensiasati peperangan dan mengeringkan luka akibat tusukan panah dan hunusan pedang. 

Tak perduli jika suatu hari nanti satu diantara kami tertangkap musuh ataupun mati terbunuh, yang penting kami sudah melakukannya sebaik yang kami bisa. Namanya akan terpatri dihati saya, begitu juga sebaliknya. Dan jika hal terburuk itupun terjadi, kami mungkin tidak akan pernah bisa mendirikan negara sendiri dengan ribuan bunga mawar disekelilingnya. Raga kami mungkin akan mati, tapi tidak dengan jiwa kami. 

Yaa, ini hanyalah sepenggal kisah dari negeri dongeng yang tak bertuan ...

Tidak ada komentar: