Assalamualaikum Wr.
Wb.
Dipostingan
sebelumnya saya sudah membahas tentang jiwa-jiwa yang merindukan kasih sayang
dan hidup berdampingan dengan pasangan halalnya (suami/istri). Maka kali ini
saya akan membahas mengenai sebuah ungkapan perasaan sayang. Tidak, ini bukan
hanya sekedar kata “I Love You” yang terkadang begitu mudahnya diucapkan oleh
sebagian dari kita.
Ana Uhibbuka Fillah
(Aku
mencintaimu karena Allah)
Anak Uhibbuki Fillah
(Aku
mencintaimu karena Allah)
Ana Uhibbuka Fillah Hatta Fil Jannah Abadan
Abada
(Aku mencintaimu
karena Allah hingga ke Syurga selama-lamanya)
Pernahkah kalian
mendengar ucapan tersebut diatas? Jika ya, apakah kalian pernah mengucapkannya
dan menyampaikannya pada seseorang yang kalian cintai? Orangtua? Saudara? Teman? Suami/Istri? Pacar?. Sepertinya hati saya akan meleleh
jika kelak pasangan halal saya mengucapkannya dengan suara lembut sambil menatap mata saya dan kemudian
mengecup kening saya mesra.
Lalu apa perbedaan
dari “Ana Uhibbuka Fillah” dan “Ana Uhibbuki Fillah”? Bukankah jelas-jelas
disitu artinya sama-sama “Aku mencintaimu karena Allah”. Ya, memang benar pada
dasarnya keduanya memiliki pengertian yang sama, yang membedakan adalah kata
“ka” dan “ki” nya saja. Lalu apakah arti dari “ka” dan “ki” itu sendiri?. “ka”
dan “ki” merupakan sebuah kata ganti kepunyaan, sama halnya seperti kata “his”
dan “her” yang merupakan kata ganti kepunyaan dalam bahasa Inggris. Kata “ka”
merupakan kata ganti untuk laki-laki / ikhwan, sedangkan kata “ki” kata ganti
untuk perempuan / akhwat.
Jadi sudah jelas
bukan perbedaannya? Ungkapan “Ana Uhibbuka Fillah” lebih tepat untuk
diucapkan kepada ikhwan, dan sebaliknya “Ana Uhibbuki Fillah” diucapkan kepada
akhwat. Hati-hati lho jangan sampai tertukar ya hehehe.
Tapi ada yang perlu digarisbawahi. ungkapan tersebut jangan dijadikan alasan untuk keren-kerenan
dalam menyatakan sebuah perasaan kepada lawan jenis. Kalo bahasa anak gaulnya sih "nembak pacar ya?". Ya, seperti kita tahu
mayoritas kita menganut mode pacaran. Padahal kita juga tahu, Islam sudah
jelas-jelas melarang pacaran, yang dianjurkan adalah proses Ta’aruf. Tak sedikit
banyak yang bertopeng dengan kalimat “Ana Uhibbuka/ki Fillah” bagi hubungan yang
belum halal (baca: pacar). Sedihnya saya pun dulu pernah melakukannya dengan orang yang pada
akhirnya tidak ditakdirkan menjadi imamku. Huhuhu. Tapi justru dari situlah
saya belajar banyak hal, ya ternyata memang benar pengalaman adalah guru yang
terbaik ya.
Padahal jika kita
kaji ungkapan “Ana Uhibbuka/ki Fillah” tersebut mempunyai makna yang sangat
dalam. Akan menjadi hal yang tidak mudah bagi orang yang mencintai pasangannya
hanya karena alasan tertentu, misal karena kecantikan/keindahan tubuh pasangannya.
Karena ketika semuanya mengacu pada hal semacam itu, akan hilang makna dari
“Aku mencintaimu karena Allah”. Ana Uhibbuka Fillah lebih dari sekedar kata “I
love You”. Sementara masih saja banyak dari kita yang sering menyalahgunakannya
untuk menyatakannya pada setiap lawan jenis yang kita sukai, bahkan parahnya
bisa diucapkan kepada lebih dari satu orang. Mereka mengklaim itu sebaga
pembenaran sebuah ungkapan perasaan sayang. Tolong jangan rusak maknanya ya
teman-teman. Cukuplah kau ucapkan “Ana Uhibbuka/ki Fillah” pada seseorang yang
benar-benar kau cintai karena-Nya, dalam hal ini adalah pasangan halal kita (kelak) yaitu
suami/istri. Bisa juga ungkapan tersebut diucapkan kepada orangtua, saudara dan
atau teman sesama jenis. Misal dari perempuan ke perempuan lainnya dan dari
laki-laki ke laki-laki lainnya. Tapi dengan catatan tidak menimbulkan fitnah
dikemudian hari diantara keduanya.
Ketika kita berani
mencintai pasangan kita atas dasar kecintaannya pada Allah semata, semua
ketakutan dan kekhawatiran kita selama ini terhadap hal-hal yang bersifat
manusiawi tidak akan pernah terjadi. Karena pondasi kita sudah kuat; Cinta
kepada Allah SWT. Karena seindah-indahnya dan sebesar-besarnya cinta dan kasih
sayang adalah cinta dan kasih sayang kita kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar