Assalamualaikum Wr.
Wb.
Apa kabar semuanya?
Sudah cukup lama ya saya membiarkan rumah tulisan saya ini tak berpenghuni;
dibiarkannya berdebu, tak terjamah lukisan aksara. Coba lihat postingan
terakhir saya sebelum ini, tahun berapa? Hehehe. Eniwei ini tulisan pertama
saya tahun 2016 setelah sekian tahun saya terlantarkan blog ini.
Untuk postingan pertama saya, saya akan
membahas tentang ucapan “MASYAALLAH” dan “SUBHANALLAH”. Banyak sekali diantara
kita yang sering tertukar dalam penempatan pengucapan keduanya, bahkan termasuk
saya pun demikian. Mungkin hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman ilmu agama
kita tentang kedua ucapan dzikir tersebut.
Lalu apakah arti dari “MASYAALLAH”
dan “SUBHANALLAH”?. Kita bahas satu persatu yuk!
MASYAALLAH
MasyaAllah (مَا شَاءَ اللَّهُ) artinya Kehendak
Allah. Oleh karena itu sebaiknya ucapan MasyaAllah, dilafadzkan ketika melihat,
mendengar atau mengalami hal-hal yang indah, menakjubkan dan menyenangkan.
Sehingga berfungsi juga sebagai pengingat kita atas kebesaran Tuhan kita,
Allah SWT. Semua hal di dunia ini tidak luput dari penglihatan dan kuasa-Nya.
Semuanya terjadi atas kehendak Allah SWT.
(QS Al-Kahfi : 39) |
"Ini adalah apa yang
dikehendaki oleh Allah, dan tiada kekuatan melainkan berkat pertolongan Allah"
SUBHANALLAH
Sedangkan
Subhan Allah (سُبْحَانَ اللَّهِ) artinya Maha Suci Allah. Pengucapannya akan lebih tepat ketika kita
melihat hal-hal yang tak pantas untuk dilihat (hal buruk), seperti kejahatan,
kemaksiatan dll. Jadi seharusnya SubhanAllah tidak sepantasnya diucapkan ketika
kita melihat keindahan atau pada saat mengingat kebesaran Allah, karena jelas
artinya mengarah kepada “Allah Maha Suci daripada keburukan”.
(QS Al-Baqarah : 116) |
"Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai
anak". Maha suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah
kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya"
Seperti
diriwayatkan Hadist Riwayat Tirmizi:
Suatu hari Abu
Hurairah berkata: Suatu hari aku berjunub dan melihat Rasulullah SAW berjalan
bersama para sahabat, aku bergegas pergi meninggalkan mereka, lalu kembali
menemui Rasulullah SAW setelah mandi junub. Kemudian Rasulullah bertanya padaku
“Mengapa engkau pergi meninggalkan kami ketika melihat kami?”. Aku menjawab
“Wahai Rasulullah, aku koto (junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian
dalam keadaan seperti itu. Rasulullah bersabda: Subhanallah, sesungguhnya
mukmin tidak najis. tidak najis disini maksudnya jangan karena sedang dalam
keadaan junub dijadikan alasan untuk tidak bertemu antar sesama musllim.
Wallahua’lam Bish-shawab.
Semoga postingan saya ini bisa membantu teman-teman yang haus akan ilmu agama.
Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin Allahumma Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar